Free Mining Bitcoin

Jumat, 01 Maret 2013

Alat Pemadam Api | Cara menggunakan | Kelas Kebakaran

ALAT PEMADAM API

Cara Mudah Menggunakan Pemadam Api Ringan

Cara Mudah Menggunakan Alat Pemadam Api Ringan
PASS
  1. P [Pull] adalah tarik pin hingga segel yang ada terlepas. berada diatas Tabung Apar, dan berfungsi sebagai pengaman/ pelindung handle (pegangan) dari tekanan yang dilakukan dengan tidak sengaja.
  2. A [Aim] adalah arahkan ujung hose (ujung selang/ nozzle) ke arah api.
  3. S [Squeeze] adalah tekan pegangan pengatup (handle) untuk menyemprotkan isi/ media tabung. Namun ada kalanya pada beberapa merek tertentu handlenya berada pada ujung hose (ujung selang).
  4. S [Sweep] adalah sapukan nozzle ke arah Kiri/ Kanan dan harus mengenai titik api, agar media/ isi yang disemprotkan dapat merata mengenai seluruh area sumber api yang sedang menyala.
Peringatan :
  • Saat pencobaan diharap jonggkok dan posisi menyampingi tabung apar, sehingga terhindar dari bahaya jika ada kemungkinan terlepasnya handle/ valve.
  • Perlu diketahui bahwa setiap jenis alat pemadam api ringan memiliki peta jangkauan yang berbeda-beda, disamping perlunya mengetahui arah mata angin sebelum kita mulai dalam memadamkan kebakaran. Jangan sampai berlawanan arah dengan mata angin, Sebaiknya berdiri membelakangi arah mata angin, untuk menghindar dari hawa panas, serta dapat menghindarkan kita dari isi/ media yang kembali kearah kita karena tertiup angin.

Kelas-kelas Api (Kebakaran)

Kelas-kelas Api | Kebakaran


I. Kelas A

Kelas Kebakaran A
adalah jenis kebakaran yang terjadi pada bahan Kain, Kayu, Kertas dan sejenisnya, 

II. Kelas B

Kelas Kebakaran B

adalah jenis kebakaran yang terjadi pada bahan minyak, dan benda cair lainnya, 350–400 degrees F

III. Kelas C

Kelas Kebakaran C

adalah Jenis kebakaran yang terjadi pada bahan kimia, gas dan listrik.

Media Yang Digunakan Dalam Alat Pemadam

I. Dry Chemical Powder

Dry Chemical Powder

Nama Material: DRY CHEMICAL Multipurpose Ammonium Phospate. Serbuk kimia kering yang cocok untuk kebakaran klorin atau oxidizer, Reaksi kimia yang dihasilkan dapat menyebabkan ledakan atau breakdown. dari bahan kimia yang melepaskan gas beracun.  tidak dianjurkan untuk digunakan di sekitar pesawat atau peralatan yang sensitif. Cocok digunakan pada kelas A, B dan C.

II. Co2 (Carbon Dioxide)

Co2 | Carbon Dioxide

Karbon dioksida (rumus kimia: CO2) adalah zat asam arang yaitu sejenis senyawa kimia yang terdiri dari dua atom oksigen terikat secara kovalen dengan atom karbon. Ia berbentuk gas pada keadaan temperatur dan tekanan normal/ standar dan ada di atmosfer bumi. Rata-rata konsentrasi karbon dioksida di atmosfer kira-kira 387 ppm berdasarkan volume walaupun jumlah ini dapat bervariasi tergantung lokasi dan waktu. bekerja sebagai gas rumah kaca yang sangat penting karena dapat menyerap gelombang inframerah dengan sangat kuat. Karbon dioksida dihasilkan dari hewan, tumbuh-tumbuhan, fungi, dan mikroorganisme pada proses respirasi serta digunakan oleh tumbuhan pada tahap proses fotosintesis. Oleh karena itu, Carbon dioxide merupakan komponen penting dalam siklus karbon. juga dihasilkan dari hasil samping pembakaran bahan bakar fosil. Karbon dioksida anorganik dikeluarkan dari gunung berapi dan proses geotermal lainnya seperti pada mata air panas.
Co2 tidak mempunyai bentuk cair pada tekanan di bawah 5,1 atm namun langsung menjadi padat pada temperatur di bawah -78 °C. Dalam bentuk padat, karbon dioksida umumnya disebut sebagai es kering. CO2 adalah oksida asam. Larutan carbon dioxide mengubah warna litmus dari biru menjadi merah muda.

III. Foam AFFF

Foam AFFF

adalah busa yang digunakan untuk pemadaman kebakaran. Perannya adalah untuk mendinginkan api dan untuk melapisi bahan bakar, mencegah kontak dengan oksigen, sehingga penekanan pembakaran. Pemadam kebakaran busa diciptakan oleh insinyur Rusia dan kimiawan Aleksandr Loran pada tahun 1902. Surfaktan yang digunakan harus menghasilkan busa dalam konsentrasi kurang dari 1%. Komponen lain dari tahan api busa adalah pelarut organik (misalnya, glikol dan glikol trimethyltrimethylene hexylene), stabilisator busa (misalnya, lauril alkohol), dan inhibitor korosi.
Rendah ekspansi busa memiliki tingkat ekspansi kurang dari 20 kali. Busa dengan rasio ekspansi antara 20 dan 200 adalah media-ekspansi. Ekspansi rendah busa seperti AFFF adalah viskositas rendah, mobile, dan dapat dengan cepat menutupi area yang luas.
Tinggi-ekspansi busa memiliki rasio ekspansi lebih dari 200. Mereka cocok untuk ruang tertutup seperti hanggar, di mana pengisian cepat diperlukan.
Alkohol-tahan busa mengandung polimer yang membentuk lapisan pelindung antara permukaan terbakar dan busa, busa mencegah kerusakan oleh alkohol dalam pembakaran bahan bakar. Alkohol-tahan busa harus digunakan dalam memerangi kebakaran bahan bakar yang mengandung oxygenates, misalnya MTBE, atau kebakaran cairan berdasarkan atau mengandung pelarut polar.

IV. Gas Pengganti Hallon

Gas Pengganti Hallon | HCFC 141B

Senyawa Halomethane adalah turunan dari metana (CH4) dengan satu atau lebih atom hidrogen digantikan dengan atom halogen (F, Cl, Br, atau I). Halomethanes keduanya alami, terutama di lingkungan laut, dan buatan manusia, terutama sebagai refrigeran, pelarut, propelan, dan fumigants. Banyak, termasuk chlorofluorocarbon, telah menarik perhatian luas karena mereka menjadi aktif bila terkena sinar ultraviolet ditemukan pada ketinggian tinggi dan merusak lapisan ozon pelindung bumi.

Maka adalah produk baru sebagai pengganti hallon yaitu HCFC 141B, sangat efektif untuk mengatassi kebakaran.

1 komentar :